Bahlil mengatakan, Indonesia harus memprioritaskan kedaulatan energi nasional. Batu bara saat ini masih menjadi salah satu bahan bakar murah untuk pembangkitan listrik.
"PLTU itu kan bisa ditangkap carbon capture-nya. Bisnis baru lagi itu. Jadi jangan dikira kita nggak paham, udah paham betul ini barang," sebutnya.
Bahlil mengungkapkan, alasan pengembangan listrik dari energi baru terbarukan di Indonesia sedikit di bawah target. Itu karena jaringan listrik yang dimiliki belum sampai pada titik-titik di mana sumber energi baru terbarukan berada.
"Jadi Bapak Ibu semua, energi baru terbarukan dalam RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik) itu betul-betul kita dorong secara masif. Dan ini jelas per tahun, per wilayah. Lima tahun pertama berapa. Dan kita akan bangun kurang lebih sekitar 48.000 kilometer sirkuit untuk transmisi atau 8.000 km," jelasnya.
"Ini kita lakukan tujuannya apa? Agar industri-industri yang akan dibangun di Indonesia Insyaallah ke depan memakai energi baru terbarukan, untuk kemudian produknya akan kompetitif dan harganya lebih baik di pasar global," pungkasnya.
0 Komentar